selamatdatang


widgets

Jumat, 03 Oktober 2014

SEDETIK TENTANG HIDUP

 SEDETIK TENTANG HIDUP

Hidup itu seperti angin
Cepat tak tersentuh
Menerobos waktu
Menuju arah dan tujuan

Selama kau diterbang
Belum bisa terlihat
Lubang pusaran yang menyerap
ke suatu tempat yang gelap

Satu detik dari sekarang
Bisakah kau merasakan
Bisakah kau menyentuhnya
Pada detik sebelumnya
Dan kembali seperti semula?

Lakukanlah
Rasakanlah
Dan nikmati
Hal yang kau temui
Yang sedetik setelahnya
Tak bisa kau ulangi lagi

Setelah beribu detik yang pergi
Yang dilewati kemudian dirindukan
Saat itu kau berhenti
Dan kau takkan bisa
Menemukan detik yang akan kau lewati









Senin, 19 Mei 2014

TRADISI SENI WAYANG HINDU BUDHA-ISLAM-MASA KINI

TRADISI SENI WAYANG
Ø Sejarah/Asal-Usul Wayang
·       Salah satu bentuk tradisi warisan nenek moyang kita ialah pertunjukan wayang yang mampu bertahan berabad-abad dan mengalami perubahan serta perkembangan sampai dengan bentuknya yang sekarang.
·       Wayang sebenarnya dikenal sejak zaman prasejarah dari sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Namun, tradisi wayang benar-benar tercipta pada saat hindu-budha dan kemudian terus berkembang sampai islam hingga sekarang.
·       Asal-usul wayang di dunia ada dua pendapat:
Pertama, bahwa wayang berasal dan lahir pertama kali di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Pendapat ini selain dianut dan dkemukakan oleh para peneliti dan ahli-ahli bangsa Indonesia, juga merupakan hasil penelitian sarjana-sarjana Barat. Alasan ini cukup kuat karena seni wayang masih amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa, yakni Punakawan tokoh yang terpenting dalam pewayangan, yakni Semar, Gareng, Petruk, Bagong hanya dalam pewayangan Indonesia dan tidak ada di Negara lain. Selain itu nama dan istilah teknis pewayangan semuanya berasal dari bahasa Jawa dan bukan bahasa lain.
Kedua, diduga wayang berasal dari India, yang dibawa bersama dengan agama Hindu ke Indonesia. Budaya wayang diperkirakan sudah lahir di Indonesia setidaknya pada zaman pemerintahan Prabu Airlangga, Raja Kahuripan (976-1012), yakni ketika kerajaan di Jawa Timur itu sedang makmur-makmurnya. Karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang sudah ditulis oleh para pujangga Indonesia, sejak abad 10. Antara lain naskah sastra Kitab Ramayana Kakawin berbahasa Jawa Kuna ditulis pada masa pemerintahan raja Dyah Balitung (989-910) yang merupakan gubahan dari Kitab Ramayana karangan pujangga India, Walmiki. Selanjutnya, para pujangga Jawa tidak lagi hanya menerjemahkan Ramayana dan Mahabarata ke Bahasa Jawa Kuna, tetapi mengubahnya dan menceritakan kembali dengan memasukkan falsafah Jawa Kuna kedalamnya.
·       Kata “wayang” diduga berasal dari kata “wewayangan” yang artinya bayangan.
·       Fungsi pertunjukan wayang sepanjang perjalanan sejarahnya tidaklah tetap dan bergantung pada kebutuhan tuntutan.
a.    Pada hindu-Budha:
Pada saat hindu budha, pertunjukkan wayang sebagai hiburan dan penyaluran karya seni. Sebagai alat untuk menggambarkan nenek moyang juga pengembangan dari ritual atau pemujaan terhadap nenek moyang yang dilakukan oleh seorang syaman.


b.    Pada Islam
Pada saat pengaruh islam masuk, pertunjukkan wayang sebagai media dakwah para wali songo, dan berisikan ajaran agama islam. Sebagai sarana pendidikan, komunikasi, dan hiburan rakyat juga digunakan untuk menyebarkan agama Islam.



·       Perkembangan
a.    Pada Hindu-Budha
Dewa asli nenek moyang Indonesia. http://purbakalasmaga.files.wordpress.com/2011/05/semar-gareng-petruk-bagong.jpg

o   Pertunjukan wayang pada mulanya merupakan upacara pemujaan arwah nenek moyang. Juga, pengembangan dari ritual atau pemujaan terhadap nenek moyang yang dilakukan oleh seorang syaman. Syaman tersebut kemudian menjadi “medium” untuk dirasuki oleh arwah nenek moyang yang kemudian mengoceh menceritakan peranan para nenek moyang di masa sebelumnya.
o   Dari ritual seperti itulah orang di Pulau Jawa kemudian memunculkan wayang dimana nenek moyang digambarkan sebagai tokoh wayang tersebut.     Kemudian, pertunjukan wayang
menyadur dari pengaruh Hindu-Buddha dengan mengambil cerita dari Mahabrata dan Ramayana.
o   Pada saat hindu budha, wayang masih berbentuk manusia.



b.    Pada Islam
o   Pergeseran zaman dari masa Hindu-Budha ke masa Islam dapat dilihat dari pemasukan unsur Islam ke dalam kesenian Wayang. Ketika pengaruh Islam masuk, pertunjukan wayang makin berkembang dan bersumberkan pada ajaran agama Islam.
o   Akulturasi yang dilakukan walisanga dalam pagelaran di Jawa adalah untuk misi dakwah yang diemban sunan kalijaga dengan melihat realitas sosial yang menunjukkan kentalnya kesenian wayang pada masyarakat. Sehingga mendorong sunan kalijaga menjadikan wayang sebagai salah satu metode dakwahnya yaitu dengan memasukkan ajran atau nilai islam seperti akidah, akhlak, dan ritual peribadatan islam.

c.     Pada zaman sekarang
o   Bahkan, sampai zaman modern sekarang ini dengan berbagai peralatan yang canggih, pertunjukan wayang masih tetap eksis sebagai sarana pendidikan, hiburan, dan komunikasi yang efektif untuk menunjang pembangunan.

Nilai luhur yang dikembangkan:
1.      Sikap religius yang tinggi.
2.     Memiliki prinsip yang kuat
3.     Kecintaan dengan daerah
4.    Patuh pada aturan
5.     Keinginan untuk berkembang

Persamaan Tradisi Hindu-Budha, Islam dan masa kini dalam tradisi seni wayang
·       Sama-sama memiliki jiwa seni yang tinggi.
·       Memiliki sikap religius dan kepercayaan yang tinggi.
·       Memiliki rasa ingin mengembangkan jiwa seni untuk menghibur dan memberi pengetahuan kepada penonton.

Perbedaan Tradisi Hindu-Budha dan Islam dalam tradisi seni wayang
·       Kepercayaan yang berbeda.
·       Pada zaman hindu budha mereka melakukannya untuk ritual, namun saat pada zaman islam digunakan sebagai media dakwah dan bercerita.
·       Isi yang terkandung dalam cerita wayang tersebut.
·       Penggambaran watak tokoh. Pada saat hindu budha, watak tokoh pada wayang menggambarkan nenek moyang.
·       Pada masa kini, wayang hanya digunakan untuk tujuan menghibur. Jarang ada unsur-unsur magis.

Kesimpulan:
Pada materi ini, kami dapat menyimpulkan bahwa tradisi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari pola pikir masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia dahulunya adalah warga yang sangat mencintai tradisi dan adat istiadatnya. Mereka adalah sosok yang sangat menghargai nenek moyang dan adat daerah mereka. Walaupun sebuah pengaruh masuk dalam daerah mereka, mereka tak meninggalkan adat mereka. Namun mereka semakin mengembangkannya dan melakukan penyesuaian.



PERKEMBANGAN ALAT TRANSPORTASI DARI ZAMAN PRAAKSARA, HINDU BUDHA HINGGA MASA KINI

PERKEMBANGAN ALAT TRANSPORTASI DARI ZAMAN PRAAKSARA, HINDU BUDHA HINGGA MASA KINI

ALAT TRANSPORTASI
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Perkembangan transportasi dalam sejarah bergerak dengan sangat perlahan, berevolusi dengan terjadi perubahan sedikit-demi sedikit, yang sebenarnya diawali dengan perjalanan jarak jauh berjalan kaki pada zaman paleolithic. Sejarah manusia menunjukkan bahwa selain berjalan kaki juga dibantu dengan pemanfaatan hewan yang menyeret suatu muatan yang tidak bisa diangkat oleh manusia[1] dan penggunaan rakit di sungai. 

a.  PRAAKSARA
KAPAL
§  Pada masa praaksara, nenek moyang kita membuat alat transportasi yang sangat sederhana. Karena, pola nomaden yang sudah terbentuk, mereka membuat sebuah alat yang bisa menyebrangi sungai atau danau. Pada masa praaksara, manusia pada zaman itu menggunakan pohon atau bambu untuk membuat rakit.
§  Salah satunya dinamakan kano. Inilah nenek moyangnya kapal laut. Kapal laut generasi pertama ini masih sangat sederhana. Kano biasanya terbuat dari batang pohon.
§  Manusia purba biasa menggunakan kano atau rakit untuk menyeberangi sungai atau danau. Mereka merantau untuk mencari tempat yang lebih baik. Biasanya, mereka meninggalkan tempat tinggal mereka yang dulu karena bahan makanan yang berada di tempat itu sudah habis ataupun bencana alam.
           

Binatang
§  Pada masa praaksara, mereka menggunakan binatang seperti kerbau, gajah, sapi menjadi alat transportasi mereka.
§  Alat transportasi masih sangat sederhana.
§  Mereka menggunakan alat transportasi itu untuk berpindah tempat atau tempat tinggal jika tempat tinggal mereka sudah tidak aman.


b.  HINDU-BUDHA
KAPAL
§  Pada masa hindu budha, mulai berkembang kapal layar yang pada saat itu dinamakan Kapal Borobudur.
§  Kapal borobudur adalah kapal layar bercadik ganda terbuat dari kayu yang berasal dari abad ke-8 di Nusantara yang digambarkan dalam beberapa relief Borobudur, Jawa Tengah, Indonesia.
§  Kegunaan cadik adalah untuk menyeimbangkan dan memantapkan perahu. Perahu kano bercadik tunggal atau kembar adalah perahu khas bangsa bahari Austronesia yang digunakan dalam penjelajahan dan penyebaran mereka di Asia Tenggara Oseania, dan Samudra Hindia.
§  Jenis perahu besar bercadik kembar yang ditampilkan di Borobudur kemungkinan adalah jenis kapal yang sama yang digunakan dinasti Sailendra dan Kemaharajaan bahari Sriwijaya yang menguasai perairan Nusantara pada abad ke-7 hingga ke-13.
§  Pada zaman ini, kegunaan kapal adalah untuk berlayar dan menjelajahi pulau. Juga untuk kegunaan perang dan keamanan militer pada kerajaan. Kegunaan kapal juga untuk menjelajah ke kerajaan lain. Dan untuk keperluan perdagangan.

§  Binatang
§  Pada masa hindu budha, mereka menggunakan kuda sebagai alat transportasi untuk pergi ke suatu tempat juga untuk transportasi berburu.

c.   MASA KINI
§  Pada masa kini, kapal laut digunakan untuk berwisata dan untuk kesenangan pribadi. Juga untuk keperluan militer.
§  Alat transportasi pada masa kini seperti motor boat, kapal uap, kapal bermotor, kapal mesin.

§  Binatang
§  Pada masa kini, binatang digunakan untuk kepuasan pribadi dan untuk hiburan. Contohnya adalah kuda. Kuda digunakan untuk balap kuda, yang tujuannya menghibur. Juga digunakan untuk kesenangan pribadi jika menggunakannya.
§  Kuda tak digunakan lagi sebagai alat transportasi utama, dikarenakan sudah ada motor dan mobil yang jauh lebih cepat dibanding kuda.
Nilai-nilai luhur yang dikembangkan:
1.      Sikap tolong menolong
2.     Gotong royong
3.     Kerjasama
4.    Persatuan
5.     Kebersamaan
6.    Disiplin

Persamaan                                                                                                                      
·       Sikap tolong menolong, kerjasamanya, gotong royongnya.
·       Menggunakan binatang sebagai alat transportasi tetap digunakan, hanya alasannya yang berbeda.
·       Memiliki rasa ingin terus berkembang.
·       Memiliki keinginan untuk berjelajah.


Perbedaan
·       Alat untuk menggerakkan alat transportasinya berbeda. Saat zaman praaksara, masih menggunakan tenaga dan kekuatan angin. Pada zaman hindu budha, menggunakan tenaga angin dan mesin yang sederhana. Pada zaman sekarang menggunakan mesin yang canggih.
·       Waktu tempuh saat zaman praaksara sangat lama, pada zaman hindu budha sudah sedikit cepat, pada zaman sekarang sangat cepat.
·       Pada zaman praaksara, alat transportasi digunakan untuk berpindah ke suatu tempat yang memiliki bahan makanan yang banyak. Pada zaman ini, terdapat pola nomaden. Pada zaman hindu budha, mereka menggunakan alat transportasi untuk berjelajah ke kerajaan-kerajaan untuk membangun kerjasama, untuk keperluan militer, dan perdagangan. Pada masa kini, alat transportasi digunakan untuk bersenang-senang, hobi pribadi, dan parawisata.

Kesimpulan
          Pada materi ini, kami dapat menyimpulkan bahwa dalam setiap perkembangan zaman pasti ada perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan itu dapat berupa teknologi yang digunakan, semakin berkembangnya zaman maka manusia akan menciptakan alat yang semakin canggih. Begitu juga pola pikirnya akan berubah.

          Sikap-sikap luhur yang kini berada, ternyata sikap luhur yang dari dulu sudah ditanamkan oleh nenek moyang kita. Nenek moyang kita menyadarkan kita, walaupun teknologi yang mereka gunakan masih sangat sederhana tapi mereka memiliki rasa kebersamaan yang , sikap tolong menolong, dan keberanian yang tinggi.











Sabtu, 04 Januari 2014

                                     

                                                            SENJA 


          Senja di sore ini. Memperlihatkanku pemandangan yang merenyuh hati orang yang melihat. Membuat pandangan orang menuju sisinya. Anak-anak yang berlarian membawa bola yang akan mereka mainkan. Ibu-ibu yang sedang saling berkumpul menggendong anaknya sambil melihat takjub. Dan aku yang duduk sendiri di bangku panjang berwarna merah. Bagaikan kamera yang melihat mereka dan merekam setiap gerak mereka. Senja itu. Senja yang indah itu. Yang menjadi tujuan mata orang saat ini. Yang membuatku sangat iri. Apakah aku bisa menjadi senja itu? Yang dilihat dan tidak disebelahmatakan?Yang indah dan menawan. Yang indah namun tak bisa dicapai.

AKU ingin seperti itu.
Apakah aku bisa menjadi senja itu?


TENG TENG.

Seperti biasanya sekarang sudah pukul setengah empat dan aku harus pulang sekolah. Tahun ini jam pelajaran sekolah memang ditambah. Kurikulum juga ditambah dan dirubah. Inilah yang disebut kurikulum 2013.

Baiklah sekarang waktunya memperkenalkan namaku. Namaku Jani, aku sekarang kelas 1 SMA. Aku anak yang pendiam dan tidak pandai bergaul seperti anak lainnya. Aku lebih suka menghabiskan waktuku dengan membaca dan menulis diaryku. Diary pink yang selalu kubawa kemanapun aku pergi. Diary pink yang menjadi jurnal kesedihan dan kebahagiaanku. Diary pink yang menjadi sahabatku yang paling setia. Ditemani dengan pena pink ku.


Sekarang waktunya pulang kan?Tapi aku malas sekali pulang. Mungkin sekarang anak-anak lain dengan senang hati ingin pulang kerumahnya. Menikmati suasana rumahnya. Menikmati masakan yang dihidangkan malaikat mereka dirumah. Tapi aku berbeda. Aku benci pulang ke rumah. Bukan berarti aku benci rumahku tapi aku benci keadaan itu. Keadaan yang ingin membuatku menggoreskan panah pisau di pergelangan tanganku. Maka itu aku lebih memilih berada di taman atau diperpustakaan umum saat pulang sekolah. Barulah jika sudah pukul 8 malam aku akan pulang. Karena biasanya jika sudah jam segitu kondisi sudah tenang dirumahku.


Taman sekolahku memang sangat tenang jika sudah waktu pulang sekolah, Aku bisa dengan leluasa mencurahkan perasaanku hari ini tanpa terganggu dengan suara apapun.

"Dear diary...
Hari ini adalah hari yang sepi seperti hariku yang sebelumnya. Tidak ada yang berubah dari sebelumnya. Namun hari demi hariku terasa semakin sepi mencekram. Aku memang mendengar suara tawa yang kencang. Suara banyolan. Namun mengapa hatiku masih terasa sepi?Aku sama sekali tidak bisa tertawa. Walau itu mungkin sangat lucu bagi anak-anak lain. Ini pun hari kesekian aku tidak bisa tertawa.

Hari ini aku juga mendengar cacian temanku tentang diriku. Ia bilang mulut dan kupingku sudah mati rasa. Ia bilang aku adalah anak yang membosankan dan ia sebenarnya benci melihatku. Tapi diary, aku tidak merasa kesal dan sedih. Aku tidak merasakan apapun. Aku hanya merasa sepi. Aku tidak tau apa yang terjadi pada diriku ini diary.

Benarkah mulut dan kupingku sudah mati rasa?Tidak. Mulut dan kupingku tidak mati rasa. Aku rasa, yang telah mati rasa adalah hatiku.
Hatiku benar-benar sudah mati sehingga yang kurasakan hanya SEPI"


"Neng..neng sedang apa?kok belum pulang. Anak lain sudah pulang"


Aku masih terdiam. Namun, lalu aku membereskan barang-barangku. Menaruh diary pink-ku di tasku. Tanpa menoleh. Lalu pergi.

Aku berjalan dan menaiki angkot menuju perpustakaan yang biasa kudatangi. Inilah rutinitasku. Aku duduk di bangku pojok yang sepi itu. Disitu adalah tempat yang tenang maka itu aku suka duduk disitu. Sebelumnya kuambil dulu sebuah novel karya Ilana Tan. Novel tersebut sangat terkenal. Judulnya adalah Sunshine Becomes You. Aku tertarik membacanya. Dan langsung duduk di kursi itu. Dalam beberapa waktu itu sangat menyenangkan. Aku baru membaca halaman satu, namun ada yang duduk disampingku. Aku pun menengok. Ternyata ada seorang pria duduk disampingku. Aku merasa risih dan menutup novel itu. Bergegas pergi. Ada suatu tangan menahanku.
Tangan orang itu.
Aku menepisnya. Tangan itu kembali menarikku lagi
"Lepaskan"
"Tidak"
Aku menatap tajam. "Apa yang kau lakukan?" Aku tidak pernah menatap orang dengan tajam sebelum itu, namun sekarang aku menatapnya tajam.
"Seharusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan saat ini?Apa kau benar-benar tidak mengenaliki?Apakah seperti ini sikapmu?Aku selalu memperhatikanmu selama ini, tapi kau..?"

"Apa kau gila?lepaskan. Ya, aku sama sekali tidak mengenalmu. Lepaskan atau aku akan berteriak"

Orang itu melepaskan genggamannya itu. "Baiklah"
Aku pun pergi. Tidak menoleh, tidak penasaran mengapa terjadi hal seperti ini.

Di perpustakaan itu pria itu menatap sedih tangannya. "Apa benar kau melupakanku"

Sampai dirumah. Kukira suasana akan ribut. Namun ternyata suasana sepi. Aku menghembuskan nafasku dan melangkah pelan-pelan. Tidak ingin orang rumah tau aku sudah pulang. Berjalan ke kamarku dan menutup pintu kamarku. Aku tidak tau lagi apa yang terjadi pada mereka saat terakhir aku tidak mau lagi pulang jam segini. Tapi sekarang suasana sepi dan tidak seperti waktu itu. Aku menaruh tasku dan duduk di meja belajar. Melepas kacamata dan ikat rambutku.
























Kamis, 02 Januari 2014

KEBAHAGIAAN YANG FANA-KARYA ANISA NURUL QOUMY

                                                                     
           KEBAHAGIAAN YANG FANA-KARYA ANISA NURUL QOUMY                     

Semua terasa indah
Bagai melodi yang melantun
Seiring dengan irama yang berdentang
Yang menjadi harmoni kehidupan
Yang mengisi setiap ruang dan waktuku
Yang mengisi hari-hariku
Juga mengisi hatiku yang kosong

Kunikmati harihariku
Seperti terbuai didalamnya
Dan terhipnotis dalam kisahnya
Mengabaikan segalanya
Untuk terlibat dengannya

Namun kisah ini terhenti dalam satu waktu
Menghentikan aliran melodi bahagia
Yang kunikmati selama ini
Yang selama ini
Membuatku menutup mataku pada dunia ini
Dan membuka pandanganku
Hanya untuknya


Kini dunia membangunkanku
Menyadarkanku dari mimpi yang fana
Kebahagiaan yang kuanggap melodi hidupku
Sebenarnya hanyalah bayangan sesaat
Yang nyata namun tidak nyata
Yang dipenuhi tipuan
Dan sandiwara



















DRAMA KOREA MY DAUGHTER SEO YOUNG



                           My Daughter Seo Young

                                                     (Nae Ddal Seo Youngi)

 Pemain:


 Chun Ho Jin : Lee Sam Jae 
  Lee Bo Young : Lee Seo Yeong
  Lee Hye In : Seo young muda
  Park Hae Jin : Lee Sang Woo 
  Baek Seung Do : Sang Woo muda
  Kim Min Kyung : Lee Eun Soo
  Choi Jung Woo : Kang Ki Bum
  Lee Sang Yoon : Kang Woo Jae 
  Kim Hye Ok : Cha Ji Sun 
  Park Jung Ah sebagai Kang Mi Kyung 
  Lee Jung Shin sebagai Kang Sung Jae (saudara laki-laki Woo Jae)



SINOPSIS:


         Lee Seo Young(lee bo young) adalah seorang wanita cerdas dan tegar. Dalam hidupnya yang dirundung kemiskinan. Ia berusaha mandiri dan terlepas dari semua itu. Namun suatu hari ibunya meninggal dunia karena penyakit jantung. Itu membuatnya shock dan marah kepada ayahnya yang tidak pernah mempedulikan kondisinya dan terus memperburuk keadaan dengan meminjam kepada lintah darat sampai ibunya meninggal. Lalu, ayahnya pun sadar dan berjanji berhenti melakukan itu. Ayahnya merasa bersalah dan menyesal.


Karena kondisi keuangan ia berniat menunda semester kuliahnya. Namun kemudian ada sebuah tawaran kerja menjadi guru privat seorang anak orang kaya dengan bayaran yang mahal. Ia pun akhirnya menjadi guru privat kang sung jae yang susah diatur. Namun ia bisa mengatasinya dan membuat kompensasi dengannya.


Kang woo jae adalah kakak kang sung jae. Ia terlibat kejadian tak terduga dengan Lee Seo Young saat di bandara. Ia dan Lee Seo Young saling jatuh cinta dan akhirnya mereka menikah. Namun satu hal disembunyikan Lee Seo Young saat menikah dengan Kang woo jae. Kekecewaanya dan naluri manusia, serta keinginannya untuk bahagia membuatya berbohong bahwa ayahnya sudah meninggal. Setelah mengaku ayahnya sudah meninggal ia mengaku bahwa adiknya telah hilang.


Kebohongan yang ia buat membuat kerumitan dan menandaskan kisah cinta adik kembarnya (lee sang woo) dan adik perempuan woo jae (kang mi kyung), hal itu juga ternyata menyakiti semua orang.

Dear, pembaca...
Drama ini menurut saya bagus sekali, ini patut ditonton
Karena drama ini menyiratkan pesan moral yang tinggi dan menyadarkan kita kebohongan sekecil apapun pasti akan terungkap. Dan juga yang paling mengharukan rasa sayang ayahnya kepada anak perempuannya (seo young) :')